Ini film kerenn bgt :) coba baca dulu sinopsisnyaa :))
==Sinopsis Paradise Kiss Part 1==
Prolog : “Di saat melewati toko roti, di situlah yang selalu tercium
begitu enak di sudut sebuah toko aksesoris yang menarik dan turun,
turun, turun ..sebuah lorong yang terlihat berbahaya.
Sebuah tempat tersembunyi, mungkin dulunya adalah sebuah bar . Mereka menyebutnya 'studio' mereka”.
Di sana terlihat pernak-pernik perlengkapan desainer.
Di awali dengan Yukari Hayasaka yang bersiap menyeberang jalan sembari
menghafal buku pelajarannya. Ia teringat kata2 pak guru di sekolah,
gurunya memberitahukan kalau dengan hasil nilai ujiannya ia tak akan
bisa masuk ke universitas. “Kau mungkin akan harus belajar setahun,
atau lebih dan kemudian mencoba ujian lagi. Dengan seperti ini,
teman-temanmu akan lulus bahkan sebelum kau memulai.”ungkap pak guru.
Pak guru bertanya ada apa sebenarnya kenapa ia tak mau konsentrasi,
hidup bukan permainan. Yukari kesal mengingatnya, ia pun mengumpat pak
guru. Lampu penyeberangan sudah hijau, ia pun memasukkan bukunya ke
dalam tas dan menyebrang bersama pejalan kaki lain.
“Aku mengambil ujian masuk pertamaku saat aku berumur lima untuk
sebuah sekolah dasar milik universitas terkenal. Tapi dalam tes pertama
kehidupan, aku gagal dengan menyedihkan. Bukan gagalnya yang
menggangguku, tapi ibuku. Aku mengira dia akan meninggalkan putrinya
yang bodoh . Jadi mulai dari hari itu, aku belajar keras lebih dari
siapapun”.
Di kelasnya Yukari kecil terus menjawab pertanyaan2 yang diberikan gurunya dengan benar.
“Aku membalasnya kembali dengan berkualifikasi untuk masuk salah satu SMA terkenal.
Tapi
adik lelakiku yang jauh lebih pintar dari aku...mengikuti ujian pada
saat itu. Ibuku terfokus pada dia. Rasanya seperti aku terbebaskan.”
Langkah Yukari terhenti manakala melihat Tokumori, cinta pertama
Yukari sejak 3 tahun lalu namun ia tak pernah menyatakannya, jadinya
menjadi cinta sepihak atau tak terbalas.
Tanpa sengaja keduanya bertabrakan di jam istirahat, keduanya saling
meminta maaf. Tokumori membantu Yukari mengambil buku2nya yang jatuh.
Yukari mengucapkan terima kasih dan keduanya kembali beraktivitas
masing2.
Jam pulang sekolah, Tokumori memanggil Yukari.
“Hayasaka...Sampai jumpa.”ucap Tokumori sembari melambaikan tangannya
dan kembali berjalan bersama teman2nya. Yukari tersenyum, tahu Tokumori
mengingat namanya.
Keesokannya Yukari diam2 mengambil foto Tokumori, tanpa sengaja Tokumori
melihatnya. Yukari segera bersembunyi, Tokumori menghampirinya.
“Hayasaka, apa yang kau lakukan?”tanyanya.
“Tidak ada! Hanya mencoba ponsel baruku.”jawab Yukari. Tokumori pun
mengajak foto berdua dengan hp Yukari. Keduanya pun berfoto bersama.
Yukari tersenyum memandangi fotonya bersama Tokumori. Terlihat
seseorang mengintainya, orang itu pun menghampiri Yukari. Laki2 itu
mencoba merayunya, namun Yukari menolaknya.
“Pergilah mengganggu orang lain. Aku sibuk.” Tapi begitu melihat
penampilan laki-laki itu Yukari ciut, ia segera meminta maaf. Yukari
bergegas melanjutkan jalannya, laki2 itu terus mengejar ingin bicara
sebentar. Yukari segera mengambil langkah seribu alias lari. “Tidak! Aku
mau dirampok!”teriaknya. Karena ia terus berlari, kakinya keseleo dan
terjantuh beruntung seseorang menangkapnya. “Isabela!teriak lelaki yang
mengejar Yukari.
“Apa yang sedang kau lakukan?!”tanya Isabela
“Aku tidak ingin dia melarikan diri dariku.”, tetiba Yukari jatuh
pingsan. Yukari pingsan karena anemia,, ia begadang dan mengkhawatirkan
ujian. Isabela mengajak temannya itu membawanya ke studio. Keduanya
menggotong Yukari.
“Jalan kehidupan yang baru tiba-tiba terbuka di hadapanku. Usungan monyetku berbelok dia depan toko roti yang beraroma manis.”
Yukari terbangun, Miwako menanyakan keadaannya. Yukari segera bangkit.
Miwako pun memperkenalkan diri. “Kami sudah akan memanggil seorang
dokter, tapi kau berbicara dalam tidurmu......tentang seekor
monyet.”katanya. Yukari bertanya di mana ia berada saat ini.
Miwako menjawab ia berada di studionya. “Studio?”tanya Yukari tak mengerti.
“Kami membuat pakaian di sini. Kami dari Akademi seni Yazawa.”jelas Miwako.
“Ah 'Yazedemi'...”guman Yukari. Miwako pun senang Yukari tahu sekolahnya.
“Lihat, kan? Sekolah kita terkenal.”sahut lelaki yang mengejar Yukari.
“Terkenal karena semua yang diterima orang-orang bodoh. Yang memukul
orang dari sekolah lain.”sindir Yukari. Terlihat seseorang sedang menuju
studio ini.
“Aku mengintai, bukan memukul.”kata Arashi lelaki yang mengejar Yukari,
Yukari terkejut. “Bulan depan kami mengadakan fashion show kelulusan
kami. Ini adalah perayaan terakhir untuk kami siswa tahun ketiga. Kami
sedang mencari model untuk memakai apa yang sudah kami buat.” Yukari tak
percaya diri dirinya seorang model.
“Kau pasti bercanda! Aku ada ujian masuk. Aku tidak ada waktu melakukan
permainan bersama orang-orang semacam kalian.”ucap Yukari ketus lalu
pamit pergi.
“Tunggu, Caroline!”ujar Miwako, Yukari tersandung.
“Maksudmu aku?”tanya Yukari.
“Kau belum memberitahukan namamu pada kami.”kata Miwako, Yukari menjawab
kalau ia memang tidak berniat memberitahunya. Dan benar saja lelaki
yang berjalan menuju studio memasuki lorong studio membawa gaun
panjang.
Yukari mengucapkan terima kasih karena mereka sudah merawatnya.
“Tunggu sebentar.”kata Arashi.
“Apa lagi sekarang?”tanya Yukari.
“Ini bukan sebuah permainan bagi kami. Tarik kembali ucapan itu.”seru
Arashi marah. Arashi menyuruh Yukari meminta maaf. Namun Yukari terus
melangkah, Arashi menahannya.
“Kau masuk di Seiei. Jadi kau bisa bersikap seperti itu pada kami?”,
Arashi juga kembali menyuruh Yukari menarik kata2nya. Seseorang masuk,
dia adalah George. Yukari bertemu pandang dengannya, George bertanya
siapa Yukari. Miwako menjawab kalau Arashi mengintainya. “Untuk jadi
model kita?”tanya George, hal itu digunakan Yukari untuk keluar
melarikan diri.
George menggantung gaun panjang yang dibuatnya, Arashi terus ngedumel.
“Dia terlihat sempurna, tapi dia bodoh!”gerutu Arashi kesal. George mencium aroma enak yang dibuat Isabela untuk Yukari.
“Tapi sepertinya ini akan jadi makan malamku sekarang.”ujar Isabela.
“Kau tidak mau membiarkan aku makan apa yang sudah kau buatkan untuk dia? Sama seperti pakaianmu.”tanya George tersenyum.
Di kelas Yukari melamun, lamunan buyar disaat Tokumori menyapanya ‘selamat pagi’.
“Tokumori-ku...pernah tidak kau bertemu dengan seseorang yang
'menakutkan'?”tanya Yukari begitu Tokumori duduk di bangkunya. Tokumori
tak mengerti, Yukari pun menjelaskannya sembari mengingat pertemuannya
dengan George. “ 'Jika orang ini ada di sekitarku, dia akan
menghancurkan hidupku'. Tepat setelah aku bertemu dia, aku mendapatkan
perasaan itu.”papar Yukari, “Salah satu orang yang di mana kau tidak
pernah tahu apa yang akan mereka lakukan.”
George datang ke sekolah Yukari. Ia pun menjadi pusat perhatian seisi
sekolah. George menuju kelas Yukari, Yukari yang melihatnya segera
menyembunyikan wajahnya pura2 tak mengenal George. George
menghampirinya, ternyata ia datang untuk meminta maaf. “Aku mendengar
bagaimana temanku mengejarmu, dan kau jadi pingsan...dan kemudian dia
jadi marah padamu. Aku merasa kami perlu untuk meminta maaf.”katanya.
Lalu George bertanya siapa nama Yukari, teman yang berada di dekat
jendela menjawabnya. Yang lainnya menambahkan apa George pacar Yukari.
“Tokumori-kun, dia bukan pacarku!”sahut Yukari cepat
“Apa yang kau mau?”tapi Yukari tak mau ia malah mengusir George namun George malah menyeretnya keluar.
George membawa Yukari dengan mobilnya. “Aku akan diperkosa dan dibuang
ke suatu tempat!”teriak Yukari yang mengira dirinya diculik. George
menyuruhnya berhenti mengeluh.
Yukari memohon, tapi George berkata kalau Yukari sudah mau masuk ke mobilnya.
“Aku sedang tidak berpikir. Kau mau membawaku ke mana?”tanya Yukari.
“Di mana kita bisa melakukannya.”jawab George tersenyum.
“Tidak! Dia akan melakukannya dan melakukannya dan melakukannya!”teriak
Yukari, George tersenyum nakal lalu menggas mobilnya dengan kecepatan
tinggi.
Keduanya sampai di sekolahnya, Yukari nampak seperti kehabisan nafas.
Temannya mengingatkan George parkir di tempat yang salah. George tak
menggubrisnya ia mengajak Yukari masuk.
“Jadi ini adalah Yazademi?”guman Yukari lalu melihat sekelilingnya.
Yukari syok melihat pemandangan di sekitarnya, pakaian yang mereka
gunakan bahkan ada siswa yang berciuman di sekolah.
“Caroline!”panggil Miwako, dan bertanya apa yang dilakukannya di sana.
“Maafkan kami. Apa Seiji ada di sini?”tanya George.
Ketiga menemui seseorang, Miwako menyapa seseorang yang dipanggil Kisaragi-sensei/Seiji.
Yukari tak percaya dia seorang guru melihat pakaian yang dikenakannya.
“Kami baru saja bertemu dan dia marah?”tanya Kisaragi-sensei.
“Aku perlu bantuan.”jawab George.
“Untuk George Koizumi? Aku merasa tersanjung kau memintanya.”
“Bisakah kau memperbaiki rambut gadis ini?”tanya George menunjukkan rambut Yukari.
“Rambutku?”, Yukari tak mengerti.
“Kisaragi-sensei adalah instruktor spesial di sini. Dia adalah seorang
penata rambut dan make-up. Dia juga bekerja di luar negeri.”terang
Miwako. Miwako pun paham kalau George membawa Yukari untuk melakukan
perombakan. Tentu saja Yukari terkejut, George mengatakan pemotongan
rambut sebagai permintaan maaf.
“Itu sama sekali tidak masuk akal!”sela Yukari.
“Para penonton fashion show menilai kita. Bahkan dengan sebuah pakaian
yang bagus...seorang model yang tidak menarik akan kehilangan nilai. Aku
tidak ingin kalah karena kau terlihat seperti orang ketinggalan
jaman.”papar George. Yukari menjawab oleh sebab itu ia tak akan menjadi
model. George memandangnya dan berkata, “kau tidak mengetahui siapa
dirimu.” Yukari jadi salah tingkah.
Pandangan ketiganya teralihkan dengan obrolan rombongan yang baru
datang. Ternyata salah satunya teman George, “ada masalah apa? Tidak
berjalan dengan baik?”tanya George lalu menghampiri Kaori temannya itu.
“Tidak. Kami memulai lagi semuanya dari desain dasar.”
“Kau terburu-buru.”selidik George.
“Kau mau berkelahi? Aku siap.”ucap Kaori. Kisaragi-sensei memberitahu
Yukari kalau keduanya sudah jadi saingan sejak mereka memulai di sana.
“Si 'jenius' melawan 'pekerja keras'. Mereka berdua adalah
desainer.”ujarnya. Kisaragi-sensei juga menujukkan wanita yang menjadi
model Kaori.
Yukari masuk kelas dengan model rambut baru, salah satu temannya
bertanya apa ia membolos untuk itu dan yang lain bertanya apa George
seorang peñata rambut. Yukari tak ingin diejek ia segera menuju bangku,
ia pun bertemu pandang dengan Tokumori.
“Itu sebuah kejutan. Cocok untukmu.”puji Tokumori, Yukari pun tersenyum mendengarnya sekaligus senang.
Yukari tiba di rumah, ibunya langsung bertanya apa yang terjadi dengan rambutnya?
Ibunya juga berkata jika Yukari memiliki waktu luang seharunya ia belajar. Yukari paham.
Keesokan harinya, sekolah Yukari kembali heboh. Kali ini yang datang
Isabela. Sebenarnya Isabela itu laki2 namun berpakaian seperti wanita.
Teman2 Yukari sudah bisa menebak kalau Isabela mencari Yukari. Isabela
menghampiri meja Yukari. “Maafkan aku, Carrie. George memaksaku untuk
membawamu lagi.”ucapnya. Yukari nampak frustasi.
“Mereka adalah orang bodoh, mereka semua!”guman Yukari.
Isabela mengajak Yukari ke toko kain. Yukari nampak serius
memperhatikan George mengukur kain, tetiba Miwako mengagetkannya. Miwako
mengepas kain untuk Yukari, Arashi menyela kalau mereka sedang tidak
membuat piyama. Gantian Arashi yang mengepas, namun ia merasa tak cocok
juga.
“Dengar, kalian memperlakukan aku sebagai model kalian sejak
kemarin.....tapi aku belum mengatakan bahwa aku akan melakukannya.”sela
Yukari.
“Tapi kau ada di sini.”ujar Miwako.
“Kalau begitu sudah, katakan saja kau akan melakukannya. Atau apakah ini
di bawah martabatmu?”sahut Arashi. Yukari langsung memelototinya,
perang dingin keduanya berhenti saat George mengepas kain untuk Yukari.
“Ini manis. Bunga matahari?”puji Isabela. Tapi George bertanya apa itu
terlalu nyentrik.
“Tidak. Ini cocok sekali dengan imej dia.”jawab Isabela. George pun
melepas kain yang melilit tubuh Yukari dan mengatakan sekarang yang
berarti mereka memilih kain itu. Miwako dan Arashi protes minta Isabela
mendukung keduanya. Isabela malah berkata bagaimana kalau dihiasi
dengan rumbai.
Di studio George mencoba berpikir desain bajunya. Ia pun mencoba
menggambar desainnya. Isabela memberi isyarat pada Arashi agar tak
berisik. Miwako memuji hasil desain George terlihat sesuai dengan imej
Yukari. “Hei bodoh, dia masih belum mengatakan dia akan
melakukannya.”celetuk Arashi.
“Yah, kita tidak bisa lebih memaksa lagi.”sahut Isabela.
“Tapi aku pikir dia akan jadi bagus sekali.”tambah Miwako. George hanya tersenyum mendengarnya serambi menyeruput minumnya.
Pak guru menegur Yukari, karena membiarkan dua orang siswa yang bukan
murid masuk ke sekolah mereka. “Kenapa aku yang disalahkan untuk
ini?”bisik Yukari.
“Sekarang aku mengerti. Itulah sebabnya kenapa nilai-nilaimu mengalami
penurunan. Melihat dengan siapa kau bergaul...Teman sejati tidak mencoba
untuk membuatmu membolos sekolah disaat-saat seperti ini.”ujar pak guru
memberi ceramah. Yukari hanya mengalihkan pandangannya cuek tak peduli.
“Kau tidak mengetahui siapa dirimu. Gerombolan seperti itu tidak cocok untukmu.”pesan pak guru, Yukari terhenyak mendengarnya.
Yukari di atap sekolah bersama Tokumori. “Sudah pasti sekarang kau sudah
jadi terbiasa untuk digertak.”kata Tokumori memecah keheningan.
“Ya ampun, makasih!”ucap Yukari. “Mungkin aku masih bukan gadis yang tepat sekarang.”
Tokumori tak mengerti maksud Yukari. Yukari menjelaskan kalau ia juga
memikirkan tentang hidup. “Jika seseorang yang aku sukai ada bersamaku,
itu sudah cukup buatku. Seseorang yang aku cintai, dan tidak
menginginkan orang lain untuk memilikinya. Hanya dengan memiliki orang
itu di sekitarmu, itu sudah membuatmu lebih kuat. Kau bisa mengatasi
stres dan pekerjaan sulit, kau bisa tertawa bersama-sama...dan menjadi
lebih bahagia. Aku rasa itu semua yang aku butuhkan.”jelas Yukari
panjang lebar namun Tokumori hanya diam memandangnya.
“Aku sudah mengatakan itu dan kau belum mengerti? Tokumori-kun, kau
sungguh tidak sensitif.”gerutu Yukari. Yukari pun mengakui kalau
semakin ia digertak, semakin ia bergaul dengan mereka.
Yukari nampak berpikir masuk ke studio George, akhirnya ia pun
melangkahkan kakinya masuk. Ia melihat papan nama “Paradise Kiss”.
Yukari membuka pintu, ia terkejut melihat yang seharusnya tak ia lihat.
Ia pun kembali menutup pintunya, kebetulan Isabela datang. Isabela
menyapanya, Yukari melarang Isabela masuk. Miwako keluar mengatakan
sudah tak apa2. Obrolan ketiganya terhenti dengan kedatangan George.
“Kau di sini?”sapa George seraya tersenyum, jyah bang Mukai obral
senyum melulu di sini wkwkwk.
Miwako mengukur ukuran pakaian untuk Yukari. “Dia (George) memiliki
senyum yang tidak berdosa.”kata Yukari. Yukari pun menanyakan apa maksud
“Paradise Kiss” yang terpasang di depan pintu. Miwako menjawab kalau
itu nama merek yang sudah dibuat oleh mereka berempat.
“Kami jadi terkenal, membentuk perusahaan....dan menghasilkan banyak uang, kata Arashi.”jelas Miwako.
“Perusahaan?”tanya Yukari.
“Aku ingin kami tetap bersama setelah kami lulus. Kami sudah menguji
dengan mengedarkan pakaian...di toko pengiriman. Bukankah akan hebat
untuk menjadi merek terkenal suatu hari nanti?”papar Miwako. Yukari
nampak berpikir mendengarnya.
Miwako menemui George, Isabela dan Arashi yang menunggu sembari bermain billiard.
Miwako mengatakan kalau ia sudah mendapatkan ukuran Yukari. George ingin
melihatnya, Miwako menyerahkan hitungan ukurannya. Yukari mengatai
George hentai saat ia membacakan ukuran dada Yukari, Yukari juga merebut ukurannya. Arashi tertawa mendengarnya.
“Aku membutuhkan ukuranmu untuk pakaianmu.”bela George.
“Aku tidak bilang aku akan melakukannya.’ucap Yukari.
“Lalu kenapa kau di sini?!”seru Arashi, Yukari cuek saja mendengarnya.
George pun menyuruh Miwako memakaikan gaun panjang yang dulu dibawanya
ke Yukari.
Yukari keluar bersama Miwako mengenakan gaun panjang yang dirancang
George. Semua terpana melihatnya. “Aku tahu memang dia.”puji Arashi.
“Ini mengagumkan. Ini sangat cocok dengan dia. Meskipun ini untuk muse* milik George. seperti sumber inspirasi”tambah Miwako.
“ 'Muse'?”tanya Yukari tak mengerti.
“Setiap desainer membutuhkan satu muse. Seorang wanita sempurna
itu...”jawab Isabela. Yukari pun memperhatikan dirinya di kaca. Betapa
anggunnya dia. Naruhodo, ‘muse’ nan desu ka
George mengantar Yukari pulang. Yukari ingin menanyakan tentang muse
namun diurungkannya saat teringat George mengatakan kalau Yukari tak
tahu siapa dirinya.
“Apa ibumu pernah menamparmu?”tanya Yukari, George tak mengerti maksudnya. Yukari pun menceritakan masa yang dilaluinya.
“Ibuku akan memukulku jika aku tidak mendapatkan nilai-nilai yang
bagus...atau jika aku membalas perkataannya...atau aku tidak memegang
sumpitku dengan benar. Seorang anak yang tumbuh seperti itu..selalu
takut untuk terkena pukulan, dan tidak pernah mengembangkan keberanian
apapun. Aku gagal dalam sebuah ujian sekali...dan aku mengira dia akan
meninggalkanku di sana di tengah salju. Mungkin karena itu sepanjang
hidupku...aku tidak pernah melihat jalan yang lain selain belajar,
belajar, belajar......dan menghindari tanggung jawab apapun. Semua orang
mengatakan hal-hal yang berbeda...”ungkap Yukari panjang lebar, namun
terhenti begitu ia tersadar jalan yang mereka lalui tidak menuju
rumahnya. “Hei, kau tidak mengantarku ke rumah?”tanyanya.
“Tidak. Kita ke tempat yang lain."jawab George santai. Yukari bertanya
di mana, George menjawab ke hotel. Yukari kesal mendengarnya.
Yukari nampak ketakutan, sesuatu hal yang tak diinginkan hampir terjadi.
George mengatakan kalau ia menginginkan seorang model, bukan sebuah
boneka. Padahal mah George hanya ingin membangkitkan kepercayaan diri
Yukari, kalau ia memiliki bakat.
“Aku membencimu. Pakaianmu itu tidak ada artinya buatku! Keinginanku ada
di dalam seragam sekolah lusuh....dari salah satu sekolah terbaik
negara ini. Kau tahu seberapa kerasnya aku berusaha untuk bisa
mengenakan ini? Aku merasa bangga, dan aku tidak melihat alasan kenapa
aku harus bersikap baik padamu.”seru Yukari kesal, sebelum pergi Yukari
mengatakan kalau ia akan melakukan modelling untuk George. Terlihat tas
Yukari tertinggal.
Keesokan paginya Yukari ke sekolah dengan lesu. Ia nampak lesu
mendengarkan penjelasan guru sejarahnya, Tokumori melihatnya. Malamnya,
di tempat bimbel Yukari juga masih terlihat lesu. Tokumori yang berada
di sampingnya bertanya apa Yukari ada masalah. Yukari menjawab tidak
ada masalah. “Bagaimana kalau kita membolos?”tawar Tokumori. “Aku sudah
bosan belajar juga.”
“Bahkan kau juga?”tanya Yukari. Tokumori mengiyakan.
“Mau pergi ke suatu tempat?” tawar Tokumori.
“Aku tidak ingin ini jadi kesalahanku jika kau gagal.”tolak Yukari.
“Baiklah. Kalau begitu, ayo kita berdua berusaha yang terbaik.” Keduanya pun tersenyum.
Ponsel yang berada di tas Yukari tiba2 berbunyi, Miwako mengambilnya ia
mengira Yukari yang menelepon. Ia pun terhenyak melihat wallpaper
ponsel Yukari yang bergambar Yukari bersama Tokumori.
Sekeluarnya bimbel, Yukari dan Tokumori berniat pulang masing2 karena
Yukari masih ada hal yang harus ia kerjakan. Tetiba langkah Yukari
terhenti dan ia memilih bersembunyi di belakang Tokumori. Ternyata ia
melihat George berjalan ke arahnya, tapi ternyata George bukan berjalan
ke arahnya tapi lurus2 saja. “Apa ini adalah kau? Alasan yang membuat
dia jadi terganggu?”ujar Tokumori yang otomatis menghentikan langkah
George. Tokumori segera menghampiri George.
“Tolong tinggalkan dia, oke? Atau berurusanlah denganku.” George hanya tersenyum.
“Tunggu, Tokumori-kun, apa yang kau lakukan?”sela Yukari sebelum
keduanya terlibat perkelahian. Pandangan Yukari teralihkan saat melihat
Miwako datang membawakan tasnya. Tokumori dan Miwako saling pandang tak
percaya.
Keempatnya minum di kafe bersama, suasana terlihat canggung. Yukari
bertanya apa yang terjadi. Ternyata Tokumori dan Miwako bersahabat sejak
kecil.
“Saat kami masih kecil, kami tinggal di kompleks apartemen yang sama.”ungkap Tokumori.
“Oh, begitu! Sungguh kebetulan.”ucap Yukari.
“Aku tidak merasa begitu.”sahut Miwako. “Saat Arashi pertama melihatmu
dalam pakaian seragammu...dia tahu kau bersekolah di sekolah yang sama
dengan Hiro-kun.” Tokumori pun menanyakan kabar Arashi, Miwako menjawab
Arashi baik2 saja.
“Arashi juga seorang teman lama. Kami bertiga.”jelas Tokumori melihat
wajah bingung Yukari. Ketiganya ternyata bersekolah di tempat yang
sampai Tokumori masuk Seiei, Arashi dan Miwako masuk ke Yazademi.
Flashback==
Ternyata waktu ketiga masih kecil, Arashi dan Tokumori membuat
perjanjian keduanya tak akan meninggalkan Miwako. Arashi mengatakan
kalau yang pertama pergi akan kehilangan Miwako, tanpa alasan apapun.
Yang tinggal, akan menikah dengan Miwako. Dan Tokumori yang meninggalkan
Miwako karena ia pergi ke sekolah yang berbeda karena orang tuanya
pindah. Jadi mereka tidak saling bertemu lagi.
Miwako menanyakan alasannya pada Arashi kenapa ia tak bisa menemui Tokumori.
“Kita bukan anak-anak lagi. Sekarang kau bersamaku.”jawab Arashi.
“Lalu kenapa?”tanya Miwako.
“Pikirkan bagaimana yang dia rasakan.”jawab Arashi. “Pokoknya, jangan temui dia. Katakan pada dia kau tidak bisa.”
Miwako menemui Tokumori yang datang ke sekolahnya.
“Aku sedang di dekat sini, jadi aku pikir aku ingin melihat
sekolahmu.”kata Tokumori lalu bertanya di mana Arashi. Namun Miwako
hanya diam saja.
“Miwako?”panggil Tokumori.
“Maafkan aku, Hiro-kun. Aku adalah pacar Arashi sekarang.”ucap Miwako.
“Jangan datang menemui aku lagi, oke?”. Inilah alasan kenapa Miwako dan
Tokumori sudah tak bertemu lagi.
Flashback End==
Kembali ke kafe, tempat keempatnya minum bersama.
“Jadi Hayasaka adalah modelmu?”tanya Tokumori pada Miwako.
“Terkhusus untuk kami. Dan George adalah desainernya.”jawab Miwako memperkenal George.
George memperkenalkan diri, Tokumori pun meminta maaf mengenai sebelumnya.
“Ini seharusnya tidak apa-apa.”pikir Miwako.
“Apanya?”tanya Tokumori.
“Bertemu sebagai teman. Apa kau ingin datang ke show?”tanya Miwako.
Tokumori bertanya kapan, Miwako mengambil undangannya. Melihat keduanya
Yukari menyadari sesuatu.
“Aku akhirnya mengerti kenapa cintaku sudah tidak berbalas selama
tiga tahun. Tokumori-kun bukannya tidak sensitif, dia hanya tidak
melihatku. Tokumori-kun sudah jatuh cinta. Dengan cinta pertamanya. Yang
masih dia cintai”batin Yukari. George memandangi Yukari dengan lembut, Yukari sedikit salting.
Ibu Yukari masuk ke kamar Yukari. Ibunya memberitahu kalau gurunya menelepon hari itu.
“Kau bahkan bisa melewatkan pilihan sekolah keduamu.”ujar ibunya memberitahu.
“Maaf, Ibu bisakah kita meninggalkan pelajaran sampai besok?”pinta
Yukari. Ibu berusaha membujuknya. “Dengar, ada berbagai hal di benakku,
oke?”sela Yukari. Ibu mengatakan kalau ia sudah memperkerjakan seorang
guru privat dan akan mulai mengajar besok karena sebentar lagi akan
ujian.
“Maksudmu tanpa istirahat?”tanya Yukari.
“Ini hanya untuk beberapa bulan.”jawab ibu.
“Bahkan tanpa sehari istirahat? Aku sudah diminta untuk melakukan sesuatu.” Ibu bertanya apa itu.
“Model di fashion show.”jawab Yukari.
“Apa yang sedang kau bicarakan? Kapan?”
“Sebelum ujian simulasi selanjutnya. Mereka juga akan membutuhkan aku untuk pengepasan,
tapi itu tidak akan memakan waktu lama.”terang Yukari, lalu meminta
ibunya melupakan tentang guru privat. “Aku bisa belajar setelah show.
Aku bisa berhenti sekolah privat juga. Aku tidak meningkat, dan ini
mengeluarkan uang...”, belum selesai menjelaskan ibu menampar Yukari.
Ibu menegaskan Yukari harus segera pulang setelah sekolah karena guru
privat akan datang pukul 7. Yukari pun kesal ia tak akan pulang ke
rumah.
Yukari tak masuk sekolah ternyata ia datang ke studio ‘paradise kiss’.
“Jadi kau sudah meninggalkan rumah?”tanya Arashi. Yukari mengiyakan.
“Hanya agar kau bisa berada di show kami, Caroline?”tanya Miwako.
“Yah. Sekarang apa?”
“Pertama-tama kau membutuhkan sebuah tempat.”jawab Miwako. Yukari membenarkan.
“Dan sebuah pekerjaan. Kau akan membutuhkan uang.”tambah Isabela.
“Kau akan menjadi pramuniaga yang baik, Caroline!”lanjut Miwako. Nampaknya Arashi tak menyetujuinya.
“Apa kalian semua bodoh? Pulanglah dan minta maaf.”ujar Arashi. #Eh baik juga ni Arashi.
“Tidak akan pernah!”jawab Yukari. Arashi ingin mengatakan itu bagus
untuk Yukari namun tidak untuk mereka, tapi George menyela kalau itu tak
masalah.
“Terima kasih. Kami akan mendukungmu atas tindakan beranimu.”ucap
George. “Jika kau mati dan pergi ke neraka, itu bukan masalah kami.”
Yukari mengucapkan terimakasih dengan kecut.
“Hal yang pertama kau butuhkan adalah sebuah tempat tinggal. Aku ada kamar kosong.”tawar George.
“Di tempatmu?”tanya Yukari.
“Apa itu jadi masalah?”, George tersenyum.
George membawa Yukari ke apartemen mewahnya. George membawa Yukari ke kamar tamu. Yukari pun menata pakaiannya.
Di studio Miwako mengkhawatirkan Yukari namun Isabela menenangkannya.
Yukari selesai merapikan barang2nya. Tetiba terdengar suara masuk, seseorang datang.
Ternyata orang tua George datang. “Seorang pria dewasa masih membuat
pakaian wanita, yah?”sindir ayah George. George bertanya apa yang
diinginkan ayahnya.
“Oh, aku hanya sedang merasa seperti ayah. Ayo ikut makan malam bersama
kami.”jawab ayah, ternyata Yukari menguping pembicaraan mereka. Ibunya
mengatakan mereka tak perlu karena tahu George pasti tak akan datang,
terlihat dari wajahnya. Tetiba terdengar pintu terbuka, tanpa sengaja
Yukari membuka pintu. Orang tuanya pun tahu ada seseorang di sana.
Ibunya pun mengajak suaminya pergi karena tak ingin mengganggu.
Melihat sudah tak ada orang Yukari keluar. “Kau sudah selesai membongkar barangmu?”tanya George.
Yukari mengiyakan, George mengajaknya makan.
“Tadi itu orang tuamu?”tanya Yukari.
“Aku tidak memiliki 'orang tua'. Tadi itu adalah ibu kandungku dan
kekasihnya. Aku adalah putra orang kaya mengerikan yang membuat wanita
simpanannya hamil.”jawab George. “Dia tinggal di penthouse. Pria itu
datang untuk menemui dia, dan mampir di sini ketika dia sedang ingin.”
Lalu George menawarkan mie soba untuk makan malam keduanya. Yukari
tersenyum.
Malam harinya, Yukari tak bisa tidur. Ia pun keluar kamar, dan menuju
kamar George. Melihat George tertidur pulas ia lega. Sekeluarnya dari
sana Yukari melihat sketsa gaun buatan George.
Yukari tertidur nyenyak hingga pagi tanpa tahu George sudah berada di
kamarnya. Yukari pun terbangun. George menyapanya ‘ohayou’.
“Apa yang kau inginkan?”tanya Yukari.
“Hanya ingin mengawasimu tidur.” Yukari mengatakan kalau ia menguncinya.
“Aku memiliki kuncinya.”ucap George menunjukkan kuncinya, lalu mengajaknya Yukari sarapan.
George datang ke sekolah, ia menyapa teman2nya namun Miwako ngambek.
Sementara Yukari di apartemen George bingung mencari pekerjaan untuk
lulusan SMA, akhirnya dia menemukan loker untuk pramuria kabaret yang
tak membutuhkan pengalaman,namun diurungkannya.
Akhirnya Yukari bekerja sebagai model di salah satu majalah salah satu
proyek Kisaragi-sensei atas permintaan George. Kisaragi-sensei merias
Yukari. “Apa yang aku lakukan di sini?”tanya Yukari.
“Kau ingin bekerja. Seseorang membatalkannya. Kau beruntung.”jawab Kisaragi-sensei.
“Tapi kenapa aku?” tanya Yukari.
“Aku merekomendasikanmu. Kau akan baik-baik saja.”jawab Kisaragi-sensei.
Giliran Yukari melakukan pemotretan. Yukari meminta waktu sebentar, ia
segera bergegas pergi mengambil tasnya. Tadinya ia akan menelepon
Tokumori namun diurungkannya, ia pun menelepon George.
“Apa kau gila? Mereka menginginkan model profesional! Aku tidak bisa
melakukan ini!”ujar Yukari marah. George tertawa mendengarnya, “kau
takut?”tanyanya.
“Aku akan pergi.”jawab Yukari.
“Maka kau tidak akan pernah jadi model lagi.”
“Aku tidak peduli. Aku tidak bisa melakukan ini.”ucap Yukari.
“Lakukanlah saja. Buat Seiji dan aku terlihat buruk...dan aku akan
menuntunmu sendiri ke jalan menuju neraka”tantang George, Yukari pasrah
mendengarnya. George memberi Yukari semangat.
“Aku tahu kau bisa melakukan ini. Gadis yang kami temukan memiliki daya
tarik sebanyak yang dimiliki model profesional.”kata George, Yukari
serasa mendapatkan energi.
Pemotretan dimulai, dibawah arahan fotografer Yukari berpose. Di lain
tempat, tepatnya studio ‘paradise kiss’ semua sibuk membuat gaun untuk
fashion show. Lama kelamaan, Yukari dapat berpose secara natural bak
model professional. George benar2 desainer jenius, bahkan sepatunya
pun dirias dengan detail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar